Minggu, 17 Januari 2010

Masalah Pada Anak

Seiring dengan perkembangan zaman yang terjadi belakangan ini, khususnya di bidang teknologi akan berpengaruh pada perkembangan anak. Khususnya pada anak-anak usia sekolah yang nantinya akan berpengaruh juga pada perkembangan Negara mengingat anak adalah asset yang paling berharga bagi Negara sebagai generasi penerus bangsa.

Pemerintah Indonesia tampaknya masih kurang begitu memperhatikan tentang keadaan anak-anak Indonesia yang sekarang ini mengalami banyak sekali problema akibat pengaruh budaya asing dan teknologi canggih yang tidak tersaring dengan baik, seperti pergaulan bebas, VCD porno dan lain-lain yang sekarang ini bukan hanya beredar di kalangan anak-anak remaja saja, tetapi juga sudah beredar pula di kalangan anak usia TK. Kondisi semacam ini sangat memprihatinkan, karena bila generasi penerus bangsa telah rusak, maka rusak pula bangsa ini. Oleh karena itu, kita sebagai para pendidik sadar betul betapa pentingnya pendidikan moral bagi anak. Dengan menanamkan nilai-nilai moral sejak dini, maka akan membantu mengurangi pergeseran nilai moral yang terjadi belakangan ini.

1. Jenis –Jenis Permasalahan Anak

Setiap anak memiliki permasalahan yang berbeda-bada dan sangat kompleks. Permasalahan tersebut bias mengakibatkan perubahan kepribadian anak yang cenderung menjadi lebih agresif, pendiam/pemurung, periang/suka humor dan lain-lain.

Anak hiperaktif biasanya paling sulit diatur karena cenderung ugal-ugalan. Dia lebih suka aktivitas fisik yang tidak terkontrol. Anak seperti ini biasanya lebih suka mengganggu anak-anak lain yang secara otomatis akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi anak-anak lain.

Anak yang pendiam/pemurung biasanya lebih suka menyendiri dan merasa malas untuk bergabung dengan teman-teman yang lain karena anak tipe ini memang tampak membosankan dan kurang pandai mengambil hati teman-temannya. Apa yang dilakukannya selalu serba salah karena biasanya dia memiliki perasaan takut yang berlebihan terhadap sekelilingnya akibat rasa kurang percaya dirinya.

Anak yang periang/humoris biasanya paling disukai anak-anak lain. Anak seperti ini memiliki banyak teman dan pandai bergaul. Dia cenderung suka berkomunikasi dengan teman-teman yang lain sehingga dapat menimbulkan pengaruh bagi sekitarnya.

2. Faktor – Faktor Penyebab Permasalahan pada Anak

Faktor yang menjadi penyebab permasalahan anak berbeda-beda tergantung dari situasi dan kondisi yang dimiliki anak tersebut. Sebagian besar anak hiperaktif/agresif dilahirkan dari keluarga yang kurang harmonis (broken home). Pada dasarnya, seorang anak akan cenderung meniru apa yang dilakukan oleh orangtuannya. Apabila orangtuanya bermasalah, maka akan berpengaruh juga pada kejiwaan sang anak yang dapat menimbulkan stimulasi negatif pada perilakunya. Anak hiperaktif/agresif belum tentu buruk, justru anak yang agresif adalah anak yang aktif karena dia cenderung melakukan aktivitas yang banyak mengeluarkan tenaga dan pikiran. Tergantung bagaimana cara kita menyalurkan ke arah yang positif yang sesuai dengan kondisi sang anak. Namun, sesuai dengan perkembangan zaman, anak-anak menjadi agresif bukan hanya karena pengaruh keluarga/lingkungan saja, tetapi juga karena pengaruh makanan yang dikonsumsi. Makanan yang dapat menjadikan anak agresif dewasa ini adalah makanan yang mengandung unsur kimia/bahan pengawet yang dapat merusak susunan syaraf otak, membuat cara berpikir anak menjadi lemah dan bahkan dapat menjadi idiot.
Anak yang pendiam/pemurung juga banyak dipengaruhi oleh faktor keluarga, karena keluarga otoriter pada anak, selalu bertindak kasar dan suka merendahkan anak akan membuat diri anak tersebut menjadi kurang percaya diri/minder. Untuk membangkitkan rasa percaya dirinya membutuhkan dukungan dan dorongan yang besar dari lingkungan sekitarnya. Selain faktor keluarga, yang membuat anak menjadi kurang percaya diri adalah faktor fisik. Si anak yang memiliki banyak kekurangan bila dibandingkan dengan teman-teman yang lain akan berpengaruh besar pada perkembangan kepribadiannya, apalagi kalau anak tersebut tidak mendapatkan dukungan baik dari keluarga ataupun lingkungan.

Anak yang periang/humoris biasanya tidak terlalu bermasalah karena dia cenderung periang dan suka humor. Biarpun anak tersebut bermasalah, anak tersebut bisa mengatasinya sendiri tanpa perlu dukungan yang berarti karena anak tersebut mudah diterima oleh lingkungan dan teman-temannya.

Masalah yang paling pelik yang terjadi pada anak adalah pengaruh budaya asing, pergaulan bebas dan pornografi. Hal tersebut mengakibatkan anak Indonesia lupa terhadap kebudayaan bangsa sendiri akibat arus globalisasi yang semakin meningkat. Anak-anak bisa melihat kebudayaan asing melalui televisi, internet serta gambar-gambar yang banyak beredar di pasaran yang kemudian langsung ditiru oleh anak tersebut dimulai dari cara berpakaian, bersikap/bertingkah laku tanpa tahu sisi positif dan negatifnya. Bahkan yang lebih parah lagi, adalah masalah pergaulan bebas yang sudah masuk di lingkungan anak. Hal ini bisa disebabkan karena melihat VCD porno, internet atau video-video mesum yang sekarang ini sedang marak. Apabila orangtua kurang kontrol dan perhatian terhadap anak, maka maka akan berakibat buruk terhadap moral anak tersebut. Karena sekarang ini, pornografi tidak hanya bisa dinikmati oleh anak-anak remaja saja, tetapi anak kecilpun bisa dengan adanya teknologi yang semakin maju.

3. Cara Mengatasi Permasalahan pada Anak

Lingkungan hidup yang pertama kali dikenal oleh anak adalah lingkungan keluarga. Jadi, untuk mengatasi permasalahan pada anak, introspeksi diri sendiri sebagai orangtua anak adalah sangat penting. Dengan memberikan pendidikan moral pada anak dan memberikan contoh yang baik kepada anak, baik cara bergaul, bersikap ataupun beretika kepada sesama akan berpengaruh besar pada kepribadian sang anak. Tetapi, cara yang paling baik adalah dengan memberikan pendidikan agama yang cukup. Karena agama telah memberikan pengaturan dengan sempurna tentang semua permasalahan yang terjadi di dunia dan seisinya. Adapun cara mendidik anak, telah dicontohkan dalam Al-Qur’an surat Luqman ayat 12-19, antara lain sebagai berikut:
  1. Mengajarkan anak supaya tidak menyekutukan Allah
  2. Berbuat baik kepada kedua orangtuanya
  3. Mendirikan shalat
  4. Amar ma’ruf nahi munkar
  5. Bersabar
  6. Jangan menyombongkan diri/angkuh.

Jadi, sebelum anak mendapat pendidikan yang lain, berilah anak pendidikan moral yang baik terlebih dahulu sehingga anak akan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan dan dapat mengetahui nilai-nilai kebaikan dan keburukan yang ada di sekitarnya.


Oleh : Mei Sari’ah
TK RA Miftahul Jannah
Desa Kuntili, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas 53195

Guru itu Digugu Lan Ditiru

A. Apa itu Guru?

Orang Jawa biasa mengartikan istilah Guru dengan bahasa mereka, bahwa guru itu artinya “digugu lan ditiru”. Digugu artinya segala ucapan seorang guru itu dapat dipercaya, sedangkan ditiru memiliki makna bahwa segala tingkah laku seorang guru adalah sebagai contoh/teladan bagi orang lain. Jadi, seorang guru adalah seseorang yang bisa menjadi teladan yang dapat dipercaya baik bagi peserta didik, masyarakat maupun lingkungan.
Pada zaman dahulu, orang yang disebut-sebut/mendapat julukan sebagai guru adalah “orang yang pandai”. Entah itu pandai dalam bidang agama, ataupun ilmu-ilmu lain, mereka bisa disebut sebagai guru. Tapi lain halnya dengan sekarang, yang bisa disebut sebagai guru hanyalah orang yang mengajar di sekolah-sekolah, baik formal maupun informal. Mereka biasa kita panggil Bu Guru, Pak Guru, Ustadz/Ustadzah.


B. Bagaimana Tugasnya?

Sesuai dengan pembukaan kalimat UUD 1945, guru memiliki tugas untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Bangsa yang cerdas adalah bangsa yang memiliki sumber daya manusia yang yang berkualitas yaitu yang memiliki moral yang baik serta ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak tertinggal dengan negara-negara lain.
Moral bangsa adalah sangat penting. Untuk itu, sebagai guru hendaknya mampu menanamkan moral-moral yang baik kepada anak-anak didiknya. Dengan berpedoman pada kalimat “digugu lan ditiru”, hendaknya guru juga memiliki moral yang baik agar ucapan guru bisa tetap amanah, terjaga dan dapat menjadi contoh bagi peserta didik dan juga lingkungannya. Dengan demikian, apabila guru dapat menanamkan moral yang baik, SDM berkualitas, insya Allah bangsa ini akan menjadi bangsa yang cerdas dan unggul. Negara Indonesia yang terkenal dengan budaya sopan santun dan ramah tamahnya kini mulai pudar akibat adanya globalisasi. Siapa lagi yang bertanggung jawab jika bukan guru? Guru yang setiap hari bergaul dan bertemu dengan anak didiknya di sekolah, guru sebagai sosok digugu lan ditiru tadi hendaknya senantiasa menjaga ucapan dan perbuatannya. Serta menjaga pola hidupnya agar jangan sampai terpengaruh arus globalisasi negatif yang menimbulkan citra buruk bagi diri sendiri dan orang lain.


C. Sosok Guru yang Baik

Guru yang baik tentu saja memiliki nilai positif yang lebih banyak dibandingkan negatifnya. Nilai positif ini harus ada pada semua aspek antara lain:

1. Dalam Pekerjaan

Guru yang baik selalu mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik, disiplin, tekun, kerja keras dan selalu optimis serta memiliki semangat yang tinggi untuk terus maju.
Guru yang baik dalam pekerjaannya dicintai siswa, disegani dan dan senantiasa membekali diri dengan ilmu pengetahuan dan agama untuk kepentingan pendidikan, tentunya agar pendidikan lebih maju dan berkualitas.
Guru yang baik juga memiliki sikap yang bijaksana dalam bekerja. Artinya, bijaksana dalam mengevaluasi anak didiknya, tidak pilih kasih, selalu memberikan motivasi kepada anak didiknya agar semangat belajarnya bertambah tinggi dan dapat mencapai cita-cita yang tinggi.

2. Dalam Hubungan Sosial

Guru yang baik memiliki nilai yang baik di masyarakat menyenangkan dan tidak suka menyakiti orang lain. Guru yang baik bergaul dengan teman yang baik pula dan selalu mengeluarkan aura positif di sekitarnya, baik ucapan atau perbuatannya. Ramah tamah adalah kepribadiannya.

3. Dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Guru yang baik menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan bagi anak didiknya yang kelak akan bermanfaat bagi kehidupannya baik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau untuk kehidupan sehari-hari. Ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut selalu disampaikan kepada anak didiknya sesuai dengan bakat dan kemampuan siswa sehingga tidak memberatkan siswa. Diusahakan dapat menyenangkan namun juga harus menghasilkan/bersifat produktif.

4. Dalam Penampilan

Guru yang baik hendaknya selalu menjaga kewibawaannya. Penampilan bukan berarti terfokus pada sandangan yang bagus, penampilan di sini maksudnya lebih kepada perbuatan dan budi pekerti dari guru tersebut. Selalu menjaga harga diri dan martabatnya sebagai makhluk yang memiliki agama dan menjaga moralnya dalam dalam berpenampilan sehari-hari.

5. Dalam Mengatur Kehidupannya

Dalam kehidupan seorang guru, baik swasta maupun PNS itu semuanya sama dimata Tuhan. Masalah ekonomi yang umum terjadi bagi seorang guru adalah antara pemasukan dan pengeluaran yang tidak seimbang. Mengingat demi kebaikan, hendaknya seorang guru dapat memenej kebutuhan hidupnya dengan baik dan dapat mengurangi keinginan-keinginan yang tidak perlu. Sementara, masih banya di sekitar kita orang yang perlu bantuan dan uluran tangan kita.
Bersahaja dan selalu mensyukuri apa yang ada. Memanfaatkan segala yang diterima dengan baik untuk kehidupannya.

6. Dalam Keluarga

Seorang guru, baik yang statusnya sudah berkeluarga atau masih lajang, memiliki tanggung jawab yang sama dalam keluarga. Sebagai sosok yang digugu lan ditiru, dalam keluargapun hendaknya selalu menjaga diri dan menjadi contoh bagi anggota keluarga yang lain. Apabila posisi kita sebagai ayah, jadilah ayah yang baik, apabila posisi kita sebagai ibu, jadilah ibu yang baik, dan apabila posisi kita sebagai anak, jadilah anak yang baik. Itulah guru yang memiliki nilai positif dalam keluarga.

Berdasarkan beberapa nilai positif yang telah dijelaskan di atas, maka guru yang mendapat sebutan digugu lan ditiru tadi, semoga adalah kebenaran/realita yang harus disyukuri oleh kita terutama yang memiliki profesi sebagai seorang guru. Selalu berusaha menjadi teladan bagi semuanya, karena semua perbuatan baik pada dasarnya adalah ibadah. Apabila kita senantiasa bersyukur, pasti Allah akan menambah nikmat melebihi apa yang sudah kita terima. Dan apabila kita ikhlas karena Allah, maka Allah akan memberikan rizki yang tidak terduga.

Marilah kita mensyukuri hidup ini, jangan sampai kita kufur dari nikmat Tuhan yang telah diberikan kepada kita semua. Semoga Sang Guru semakin digugu lan ditiru. Amiin!


Mei Sari’ah
Kepala RA Miftahul Jannah
Desa Kuntili, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas 53195

 
Design by Fajri Alhadi | Published by Template Dyto Share.us | Download Film Terbaru
Sisi Remaja Ebook Teknisi Komputer